Menjaga Kesehatan tubuh di masa pensiun adalah kewajiban yang harus di utamakan, pasalnya memasuki usia pensiun penurunan fungsi tubuh dapat meningkatkan resiko mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, menjaga kesehatan menjadi prioritas utama agar tetap dapat menjalani masa tua dengan nyaman, mandiri, dan berkualitas. Salah satu cara efektif untuk mempertahankan kesehatan di usia senja adalah dengan melakukan cek kesehatan secara rutin dan teratur.

1. Cek Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi tekanan darah tinggi sejak dini, karena hipertensi dapat menjadi pemicu serius bagi stroke, penyakit jantung, dan gangguan ginjal. Cek tekanan darah sebaiknya dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan. Hati-hati jika tekanan darah konsisten berada di atas 140/90 mmHg itu adalah tanda yang tidak boleh diabaikan.

2. Gula Darah (Diabetes)

Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, pemeriksaan gula darah penting dilakukan untuk mengetahui kondisi metabolisme tubuh. Idealnya, pemeriksaan ini dilakukan 1–2 kali setahun, atau lebih sering bila terdapat gejala seperti sering haus, lapar, atau buang air kecil, serta riwayat keluarga. Gula darah puasa yang sehat berada di bawah 100 mg/dL.

3. Kolesterol

Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Pemeriksaan kolesterol mencakup total kolesterol, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Lakukan tes ini setahun sekali untuk mengetahui dan mengendalikan kadar kolesterol sejak dini.

4. Fungsi Ginjal dan Hati

Organ penting seperti ginjal dan hati bekerja lebih lambat seiring usia. Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati dilakukan melalui tes darah dan urin, yang umumnya meliputi SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin. Tes ini sebaiknya dilakukan setahun sekali untuk memastikan organ tetap bekerja optimal dan untuk mencegah komplikasi akibat penggunaan obat-obatan jangka panjang.

5. Pemeriksaan Mata

Seiring bertambahnya usia, risiko gangguan penglihatan seperti katarak, glaukoma, dan degenerasi makula meningkat. Pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan setiap 1–2 tahun sekali, atau lebih sering jika muncul keluhan seperti pandangan kabur. Deteksi dini penting untuk mencegah kebutaan yang bisa dihindari.

6. Pendengaran

Gangguan pendengaran akibat usia (presbikusis) bisa mengganggu komunikasi dan meningkatkan risiko isolasi sosial. Pemeriksaan pendengaran idealnya dilakukan setiap 1–2 tahun, atau ketika mulai sulit menangkap percakapan. Penanganan dini, seperti penggunaan alat bantu dengar, sangat membantu meningkatkan kualitas hidup.

7. Kepadatan Tulang (Bone Density)

Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang. Pemeriksaan kepadatan tulang membantu mengetahui seberapa kuat tulang, terutama pada wanita pascamenopause atau lansia dengan riwayat patah tulang. Pemeriksaan ini dilakukan setiap beberapa tahun, sesuai saran dokter.

8. Fungsi Kognitif dan Kesehatan Mental

Kesehatan mental tak kalah penting dari kesehatan fisik. Pemeriksaan fungsi otak dan emosi bertujuan untuk mendeteksi gejala demensia, Alzheimer, atau depresi sejak dini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap tahun, terutama jika muncul gejala seperti mudah lupa, merasa cemas berlebihan, atau kehilangan semangat.

Baca juga : Kesehatan Pensiun: Apa saja Persiapan dari Sisi Kesehatan saat akan Memasuki Masa Pensiun